Pages

Welcome.....

SELAMAT DATANG di blog ngocol politik. Tempat gue ngocol segala macam topik dari mulai masalah politik, berita terkini, opini publik, pengetahuan populer hingga humor. Blog ini 100% buah pikiran anak negeri, bebas dari afiliasi politik dan SARA. Semua orang boleh baca, syaratnya ga boleh sakit hati ha ha.! So, enjoy my blog!

May 6, 2014

Humor Pejabat (Part 1)


Ngomongin tentang pejabat dan koruptor nakal memang selalu asyik ya! Berikut ini beberapa humor yang pernah saya buat tentang mereka. Semua humor yang saya tulis adalah asli hasil karya saya sendiri. Jadi bagi yang mau mencuplik, silakan tuliskan sumbernya ya!  Selamat menikmati!


ISTRI MUDA
Seorang koruptor sudah dua tahun sakit-sakitan. Karena merasa umurnya akan segera berakhir,  suatu malam ia memanggil istrinya ke kamar.
”Ada apa, Pak?” Tanya Sang Istri.
”Begini, Bu! Aku kan sebentar lagi akan meninggal. Jadi aku bermaksud memberikan pesan tentang pembagian warisan!”
”Baiklah!” Jawab Sang Istri. “Apa pesanmu?”
Aku minta setengah hartaku kau berikan pada anak-anak kita. Setengahnya lagi kuberikan padamu. Tapi jangan lupa sisihkan sebesar Rp. 5 juta untuk istri mudaku!”
Si Istri langsung kaget. ”Apa? Jadi selama ini diam-diam kau punya istri muda ya?”
Si istri sangat marah, tapi karena melihat kondisi suaminya yang makin payah dia terpaksa menahan diri.
”Baiklah kalau cuma memberi lima juta sih tidak apa-apa!” Jawab si Istri dengan muka cemberut.
”Syukurlah kau tidak marah!” Kata si Suami. ”Tapi aku masih punya istri muda yang lain. Dan kau harus memberikan masing-masing lima juta juga untuk mereka!”
Si Istri kembali tersentak kaget. ”Apa? Jadi masih ada yang lainnya? Sebenarnya berapa banyak sih istri mudamu?”
”Ah tidak banyak!” Jawab si Suami. ”Ada Neni, Ana, Maria, Yanti, Ida, Mona, Dini dan....entahlah aku sudah tidak ingat sisanya. Kau lihat saja arsip-arsip surat nikahku yang kutumpuk di gudang. Tidak banyak kok, cuma dua kardus!”

TIDAK ADA PILIHAN
Selesai mendengarkan ceramah agama, seorang koruptor mulai menyadari kesalahan-kesalahannya. Diapun bertekad untuk memperbaiki hidupnya. Selesai acara dia menemui ustad penceramah.
”Apa yang bisa aku bantu untuk anda?” Tanya Ustad.
”Saya ingin bertanya apakah kalau kita melakukan korupsi, saya akan dimasukan Tuhan ke neraka?” Tanya si koruptor.
”Tentu saja!” Jawab sang Ustad.
”Bagaimana kalau jualan narkoba?”
”Dimasukan ke neraka!”
”Kalau merampok toko emas?”
”Masuk neraka juga!”
”Kalau menipu nasabah bank?”
”Sama!”
Dengan jengkel si koruptor keluar dari Masjid sambil ngedumel. ”Huh, tidak ada pilihan. Kalau sama-sama masuk neraka, lebih baik aku jadi koruptor saja seperti biasa!”

HOTEL
Seorang istri pejabat yang baru pulang berlibur mendengar kabar dari temannya bahwa suaminya kepergok sedang menggandeng seorang wanita memasuki Hotel Melati. Tentu saja istri pejabat itu jadi berang. Sesampainya di rumah dia langsung mendamprat suaminya.
”Ayo ngaku, kemarin kau bersama seorang wanita masuk ke Hotel Melati, kan?” Tanyanya marah.
”Ah tidak!” Jawab Suaminya. ”Aku tidak pernah masuk ke hotel itu kok!”
”Huh dasar pembohong. Coba panggil Inem kesini!”
Inem si pembantu langsung datang dengan tergopoh-gopoh.
”Apa benar suamiku tidak pergi ke Hotel Melati bersama seorang perempuan?” Tanya Maria.
”Tidak, Nyah!” Jawab Inem.
”Jangan bohong, kamu!”
”Sumpah, Nyah. Tuan tidak pernah membawa perempuan ke Hotel Melati.  Waktu pergi kemarin, saya dan Tuan menginap di hotel sebelahnya!”

WALI KOTA
Boim diundang temannya untuk merayakan Tahun Baru di kota New York. Karena seumur hidup belum pernah ke luar negeri, Boim minta ditunjukan cara menuju ke rumah temannya tersebut.
”Oh mudah saja!” Kata temannya. ”Kau ambil penerbangan ke New York. Setelah turun di bandara, tanya dimana letak Kantor Polisi terdekat. Setelah  sampe kantor polisi, kau ambil taksi menuju arah yang melewati Rumah Sakit Jiwa. Dari sana, kau ambil jalan ke arah Kantor Wali Kota. Nah, rumahku tepat ada di belakang kantor Walikota tersebut!”
Meskipun agak bingung, Boim akhirnya setuju untuk berangkat.
Setelah ditunggu seminggu, Boim belum juga sampai ke rumah temannya tersebut. Satu bulan, belum juga datang. Bahkan hingga satu tahun, Boim tetap tidak tampak batang hidungnya. Baru setelah dua tahun berlalu, akhirnya Boim sampai ke rumah temannya tersebut.
”Lama sekali kau baru datang ke sini? Kemana saja selama ini?” Tanya temannya jengkel.
”Maaf soalnya mencari-cari alamatmu susah sekali!”
”Masa cari alamat saja sampai dua tahun lamanya!”
”Itu sudah termasuk cepat!” Kata Boim. ”Waktu kau bilang aku harus mencari kantor Polisi, aku tidak menemukannya. Jadi aku cari akal untuk bisa kesana. Kebetulan ada anggota Mafia yang menawariku menjadi pedagang obat bius. Jadi selama enam bulan aku bekerja padanya sampai akhirnya aku ditangkap. Nah pada saat ditangkap itulah akhirnya aku tahu dimana letaknya kantor polisi. Setelah itu aku coba mencari arah Rumah Sakit Jiwa. Ternyata tidak ketemu juga. Akhirnya aku terpaksa berjalan telanjang selama dua bulan sampai akhirnya aku ditangkap dan dimasukan ke Rumah Sakit Jiwa yang kau maksud!”
”Kamu bener-bener gila!” Kata temannya sambil geleng-geleng kepala. ”Terus bagaimana caranya kamu menemukan kantor Walikota?”
”Ah itu bagian yang paling sulit. Karena tidak tahu dimana letak kantor Walikota, begitu aku dibebaskan dari Rumah Sakit Jiwa, aku terpaksa ikut pemilihan umum. Selama satu tahun setengah ini aku sibuk berkampanye. Setelah susah payah akhirnya aku berhasil diangkat jadi Walikota dan menemukan kantornya. Jadi baru sekarang aku bisa menemuimu!”
”Oh jadi sekarang kau sudah jadi Walikota New York ya?”
”Betul!”
”Dasar gebleg. Mau cari alamat aja ribet amat!”

TEMPAT PEMOTONGAN
Seperti biasa, kalau menjelang hari raya, tempat pemotongan ternak selalu ramai. Seorang Jagal tampak sibuk memotong beberapa ekor sapi. Ketika ia sedang asyik menyembelih, tiba-tiba masuk seorang istri pejabat ke dalam ruangan.
”Apakah ini tempat penjagalan?” Tanya si wanita.
”Betul, Bu!” Kata Jagal.
”Berapa biayanya sekali potong?”
”Lima puluh ribu!”
”Baiklah!” Kata Si wanita. ”Tolong dipotong yang cepat, ya!”
”Siap, Bu. Ngomong-ngomong dimana sapinya?”

”Tunggu sebentar saya mau memanggil suami saya dulu!” Kata si Wanita. Dia bergegas melongok ke luar sambil berkata ”Pak, Pak, sini deh. Ini dokter bedahnya sudah menunggu!”





No comments:

Post a Comment