Sebentar lagi kita akan mengikuti pemilihan capres dan cawapres 2014. Untuk itu saya coba iseng-iseng membuat beberapa humor tentang itu. Semua humor yang saya tulis disini adalah asli karya saya sendiri. So, bagi yang mau mencuplik dipersilakan asal disebutkan sumbernya, ya! Selamat menikmati!
PEKERJAAN
Dua orang pria bertemu di sebuah halte Busway. Sambil
menunggu bis datang, keduanya berbincang-bincang.
“Jaman sekarang
cari pekerjaan susah, ya!” Kata Pria
pertama.
“Betul!” Jawab
Pria kedua “Jangankan pekerjaan tetap, kerja sistem kontrak aja sulitnya minta
ampun!”
“Ooh jadi anda
juga pekerja kontrak ya? Sama dong. Saat ini saya dikontrak perusahaan untuk
bekerja selama 2 tahun. Entah saya bisa
dapat kerjaan lagi atau tidak setelah itu!”
“Kalau saya dikontrak
setiap lima tahun. Lima tahun pertama saya berhasil memperpanjang kontrak
kerja. Sekarang sudah lima tahun kedua!”
“Wah hebat, berarti anda sudah sepuluh tahun dikontrak
ya!”
“Iya. Sekarang tinggal beberapa bulan lagi masa kerja
saya habis! Setelah itu saya tidak mungkin dapat bekerja lagi!” Jawab pria
kedua sedih.
“Kenapa anda
sedih? Anda kan bisa melamar lagi untuk lima tahun berikutnya!”
“Sudah tidak
mungkin!”
“Lho kenapa?
Memangnya apa pekerjaan anda?”
“Presiden!”
GOYANG CAPRES
Menjelang Pilpres 2014, semua capres cawapres saling
gontok-gontokan hingga suasana politik jadi tak terkendali. Untuk menghindari
kerusuhan, KPU terpaksa membatalkan pemilu presiden.
“Karena kondisi politik negeri jadi tidak terkendali,
Pemilu batal dilaksanakan dan diganti dengan kontes. Siapa yang memenangkan
kontes, dialah yang akan jadi Presiden RI 2014-2019” Kata KPU dalam sebuah
konfrensi pers.
Setelah anggota KPU berunding selama dua minggu,
akhirnya diputuskan bahwa pemilihan presiden dilakukan melalui kontes goyang dangdut.
“Hitung-hitung melestarikan budaya bangsa!” Ujar Ketua KPU.
Agar para capres cawapres tidak malu bergoyang,
pelaksanaan kontes dilakukan secara tertutup di ruang KPU. Setelah semua
persiapan selesai, kontespun dimulai. Musik dangdut paling hot diperdengarkan. Semua
capres cawapres dipanggil satu-satu ke dalam ruangan untuk mempertontonkan
keterampilannya bergoyang.
Sore harinya kontespun selesai. KPU mengumumkan bahwa
pemenang pertama diraih oleh Abu Rizal Bakrie (ARB) dan dia berhak jadi
presiden. Sementara pemenang kedua dimenangkan oleh Jokowi yang berhak
menduduki kursi wakil presiden. Para wartawan tentu saja jadi penasaran kenapa
kedua orang tersebut yang menjadi pemenang. Untuk memenuhi kepenasaran para
wartawan, ARB dan Jokowi mengadakan konferensi pers.
Dalam konfrensi, seorang wartawan bertanya pada ARB “Bagaimana
Pak ARB bisa sukses memenangkan kontes?”
“Ah mudah saja!” Jawab ARB. ” Sebagai pemilik
perusahaan gas Lapindo, saya sudah terbiasa melihat karyawan saya ngebor tanah.
Jadi begitu dipanggil untuk unjuk kebolehan, saya langsung saja goyang ngebor
ala Inul Daratista sampe pantat ambrol!”
Semua wartawan bertepuk tangan. Sekarang giliran Jokowi
yang ditanya.
“Pak Jokowi, anda kan terkenal kalem dan santun, tapi
ternyata anda bisa juga sukses bergoyang dangdut hingga mengalahkan capres dan
cawapres lainnya. Apa rahasia Bapak?”
“Tidak ada rahasia apapun” Jawab Jokowi. “Bagi saya
goyang dangdut itu sudah biasa. Saya kan pengusaha Meubel!”
“Lho apa hubungannya goyang dangdut dengan perusahaan
Meubel? Memangnya goyang apa yang bapak pertontonkan?”
“Goyang Gergaji!”
MATI
Tiga bulan menjelang pilpres, masyarakat Indonesia
dihebokan dengan kabar kematian salah satu capres. Setelah dilakukan
penyelidikan oleh pihak kepolisian, mayat sang capres langsung diangkut ke
rumah sakit untuk diotopsi. Seorang wartawan harian nasional menemui dokter
forensik rumah sakit untuk mengusut penyebab kematiannya.
“Kira-kira apa penyebab kematian beliau?” Tanya
Wartawan.
“Dari hasil pemeriksaan Tim Forensik, capres tersebut
meninggal karena terkena kanker otak!” Jawab Dokter.
“Maksud dokter?”
“Ya anda tahu kan, dia itu sudah bertahun-tahun jadi
politisi. Otaknya jarang dipakai. Nah tiba-tiba dua bulan terakhir ini dia
memaksa otaknya bekerja terlampau keras. Terlalu banyak mikir hingga akhirnya mengalami
kematian!”
“Memangnya dia mikirin apa, Dok?”
“Koalisi!”
SIMPATISAN
Kapolda baru saja mendapat laporan bahwa sejak pagi
lalulintas di Kota Jakarta macet total. Semua kendaraan di seluruh penjuru kota
mendadak berhenti sama sekali dan tidak bisa bergerak. Dengan marah Kapolda mendatangi
Kepala Direktorat Lalulintas untuk mengetahui penyebab kemacetan aneh tersebut.
“Apa yang terjadi?” Tanya Kapolda.
“Maaf, Pak, terjadi human
error. Petugas yang mengatur lampu lalulintas dengan sengaja menyalakan
lampu merah di seluruh sudut kota!” Jawab Kaditlantas.
“Kenapa?”
“Katanya dia simpatisan capres dari salah satu partai
nasionalisis. Jadi dia sengaja mengotak-atik semua lampu lintas agar menyala
merah sebagai bentuk simpatinya terhadap warna partai yang ia dukung!”
“Kalau begitu pecat dia dan ganti yang lain!” geram
Kapolda.
Satu jam kemudian Kapolda mendapat laporan bahwa
terjadi kejadian yang mengagetkan. Sekarang seluruh jalanan di kota Jakarta
tidak hanya macet, tapi terjadi tabrakan sangat parah di semua persimpangan
jalan.
Kapolda segera menemui Kaditlantas. “Ada apa lagi ini? Apa
kau belum pecat petugas keblinger tadi?”
“Sudah, Pak. Sejam lalu petugasnya sudah saya ganti!”
Jawab Kaditlantas.
“Lalu kenapa sekarang malah terjadi tabrakan kendaraan
di seluruh kota?”
“Ah, kebetulan petugas penggantinya ternyata simpatisan
capres dari salah satu partai juga!”
“Partai apa?”
“Partai islam, Pak!”
KUNJUNGAN
KENEGARAAN
Presiden Indonesia periode 2014-2019 akhirnya terpilih.
Untuk memperkenalkan diri sekaligus mempererat hubungan antar negara, Presiden
berencana melakukan kunjungan ke seluruh negara yang ada di Benua Eropa. Kementerian
Luar Negeri segera mengontak negara-negara sahabat untuk membuat jadwal
kunjungan.
Seminggu kemudian, lawatan presiden dimulai. Seluruh
negara eropa dikunjungi. Tetapi begitu sampai ke negara Spanyol, presiden
tiba-tiba mengalami kecelakaan. Pejabat kedutaan langsung menggelar konferensi
pers. Puluhan wartawan asing turut diundang dalam konferensi.
“Apa benar presiden anda mengalami kecelakaan?” Tanya
seorang wartawan asing.
“Betul. Beliau mengalami kecelakaan saat melihat
pertunjukan adu banteng. Seekor banteng tiba-tiba mengamuk dan menyeruduk
presiden hingga luka parah!”
“Kenapa bisa begitu?” Tanya wartawan.
“Ah, ini karena Presiden memaksa melihat pertunjukan
dengan menggunakan baju partai!”
“Memangnya presiden anda dari partai mana?”
“PDIP!”
FILM
Tiga orang pendukung capres 2014 sedang berkumpul di
sebuah warung kopi.
Seorang pendukung Jokowi berkata “Jokowi jelas-jelas
capres paling hebat. Diantara semua capres lain, cuma dia yang pernah di
filmkan. Judul filmnya pun sama dengan namanya yaitu JOKOWI!”
Pendukung Prabowo tidak mau kalah. “Pak Prabowo memang
belum pernah di filmkan. Tapi ada satu film yang judulnya mencerminkan kekuatan
partai beliau yaitu film Garuda Di Dadaku!”
Pendukung ARB ingin menyombongkan capresnya juga. Tapi
dia bingung film apa yang sesuai dengan imej ARB. Akhirnya setelah berpikir
sejenak dia berkata “Dua capres kalian tidak ada apa-apanya dibanding ARB. Dia
punya film sendiri yang lebih hebat. Bahkan film ini sudah dirilis sejak 1970
dan langsung dibintangi Suzzana si Ratu Horor!”
“Film apa itu?” Tanya dua pendukung yang lain.
“Bernafas dalam Lumpur”
WARNA PARTAI
Presiden Obama sangat peduli terhadap demokrasi di
Indonesia. Saat mendekati pemilihan capres cawapres, dia meminta kedutaan
Indonesia untuk mengirim 1 orang wakil dari masing-masing partai untuk
berkunjung ke Gedung Putih. Kedutaan segera mengirim empat orang. Satu orang wakil
dari Partai Demokrat, satu orang dari PDIP dan sisanya dari PPP dan Golkar.
Setelah semua wakil berkumpul, Presiden Obama berkata “Saya
sangat senang dengan demokrasi Indonesia. Pemilu di negara anda selalu diikuti
cukup banyak partai sehingga sangat semarak. Apalagi masing-masing partai
biasanya punya lambang warna masing-masing. Oleh sebab itu, saya ingin anda
semua memberi saya sebuah hadiah berupa benda yang ada ditubuh anda yang sesuai
dengan warna partai yang anda wakili!”
Semua wakil partai tentu saja kelimpungan. Mereka sibuk
mencari benda-benda ditubuh mereka yang sama dengan warna partai. Setelah ketemu, mereka maju satu persatu.
Giliran pertama adalah wakil Partai Demokrat. Dia
mempersembahkan pulpen berwarna biru. Obama pun langsung menerimanya dengan
gembira dan menyelipkan pulpen tersebut di saku kemejanya. Giliran kedua wakil
PDIP. Dia mempersembahkan sapu tangannya yang kebetulan berwarna merah. Obama menerimanya
dengan gembira, mencium saputangan tersebut dan memasukannya ke saku jas.
Giliran ketiga wakil PPP. Kebetulan celana yang dipakainya berwarna hijau.
Dengan malu-malu dia membuka celananya dan menyerahkannya pada Obama. Dengan
berseri Obama langsung memakai celana tersebut. Giliran terakhir adalah wakil
dari Partai Golkar. Tapi ternyata orangnya tidak ada.
“Lho mana wakil dari Partai Golkar?” Tanya Obama sambil
celingukan.
“Beliau tadi minta ijin keluar ruangan, Pak!” Jawab
seorang ajudan. “Dia bilang satu-satunya benda yang sesuai dengan warna
partainya ada di dalam tubuhnya, jadi beliau minta anda menunggu selama 5 menit
untuk mempersiapkan benda tersebut!”
“Wah luar biasa!” ujar Obama sumringah “Wakil Golkar
ini ternyata sedemikian mencintai partainya sampai-sampai hadiahnya pun
disimpan di dalam tubuh agar bisa dibawa kemana-mana. O ya ngomong-ngomong
dimana dia mempersiapkan benda tersebut?”
“Di toilet, Pak!”
No comments:
Post a Comment