Pages

Welcome.....

SELAMAT DATANG di blog ngocol politik. Tempat gue ngocol segala macam topik dari mulai masalah politik, berita terkini, opini publik, pengetahuan populer hingga humor. Blog ini 100% buah pikiran anak negeri, bebas dari afiliasi politik dan SARA. Semua orang boleh baca, syaratnya ga boleh sakit hati ha ha.! So, enjoy my blog!

Apr 18, 2014

Nasib Tragis PNS Jujur

Kenapa orang rame-rame pengen jadi PNS? Jawabannya adalah karena PNS itu profesi paling unik di dunia. Lho kenapa unik? Karena PNS adalah satu-satunya profesi dimana kerjaan kita kebanyakan bukannya nyari duit tapi justru ngabisin duit. Dan uniknya lagi, kalau kita bisa ngabisin duit dalam waktu singkat, kita diberi penghargaan. Sebaliknya kalau kita terlambat ngabisin duit, kita kena teguran. Wuah..enak banget ya!

Bagi PNS yang kerjaannya ngurusin proyek, mereka sudah biasa dikejar-kejar suruh cepat-cepat ngabisin anggaran. Kalau kita menyempatkan diri ngikutin rapat pelaksanaan pembangunan baik di tingkat provinsi maupun pusat, setiap pimpinan rapat baik itu dirjen atau menteri atau pejabat lainnya selalu nuntut agar anggaran cepat-cepat diserap. “Pembangunan sudah berjalan enam bulan, tapi penyerapan anggaran masih dibawah 25%. Apa saja kerja kalian. Ayo cepat habiskan duitnya!” Itulah kira-kira tuntutan mereka. Saking jengkelnya karena diomelin terus, teman gue yang orang jawa sempat berseloroh “PNS ini emang bener-bener ndableg ya! Wong disuruh ngabisin duit aja susahnya minta ampun, gimana kalo disuruh nyari duit? Pasti langsung klenger!”
Logikanya memang pejabat yang megang proyek dituntut untuk menghabiskan anggaran sesuai jadwal yang ditetapkan. Soalnya makin lambat pelaksanaan pembangunan, duit makin numpuk di kas dan ga bisa disalurkan pada masyarakat. Masalahnya banyak oknum pejabat keuangan yang justru terkesan mempersulit pencairan anggaran. Anggaran yang harusnya bisa dicairkan bulan Januari, justru baru bisa dicairkan bulan Maret. Yang bulan Maret baru bisa dicairkan bulan Juni. Apa emang sengaja? Bisa jadi! Soalnya sebelum dicairkan, duitnya bisa depositokan dulu biar dapet bunga lumayan. Kalo dihitung-hitung, bisa untung gede banget tuh. Contoh, kalau suatu kabupaten/kota punya anggaran pembangunan 500 milyar, hanya dengan didepositokan 3 bulan, 1% bunganya aja udah mencapai 5 milyar kan? Pantes aja pejabat keuangan pada gendut-gendut.
Jabatan pengelola keuangan dan pelaksana proyek emang merupakan posisi basah untuk korupsi. Disamping dengan cara ngotak-ngatik jangka waktu pencairan anggaran, duit haram bisa didapat dari banyak saluran lainnya. Misalnya dari komisi pemborong, dari makan duit ATK, dari setoran penerima bantuan, manipulasi perjalanan dinas atau dengan langsung motong anggaran tanpa basa-basi. Melihat hal tersebut, wajar kalau profesi PNS selalu jadi sorotan publik karena profesi ini dianggap rawan penyelewengan.
Karena PNS merupakan bagian dari eksekutif birokrasi yang memiliki kewenangan pengelolaan anggaran pembangunan, masyarakat selalu menganggap profesi ini sarat dengan tindak pidana korupsi. Padahal pada kenyataanya PNS yang mempunyai kewenangan dalam pengelolaan anggaran hanya segelintir saja, ga nyampe 5%. Sebagian besar PNS justru lebih banyak melaksanakan fungsi pelayanan contohnya guru, dokter, perawat dan penyuluh. Selain itu, penyelewengan anggaran sebenarnya tidak hanya rawan terjadi di kalangan eksekutif, bahkan kalangan legislatif terindikasi banyak terlibat kongkalingkong anggaran. Ditetapkannya undang-undang yang memungkinkan pengajuan anggaran lewat dana aspirasi anggota dewan merupakan salah satu pemicu.
Jaman dulu, Pengajuan anggaran lebih bersifat ‘bottom up’. Usulan kegiatan pembangunan hanya melalui satu saluran yaitu melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dari mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga tingkat nasional. Usulan masyarakat ditampung di desa, diajukan ke kecamatan kemudian dikompulir di kabupaten. Setelah itu dipilih mana ajuan yang layak untuk didanai. Tapi dengan dibukanya saluran aspirasi dewan, anggota dewan selaku legislatif jadi ikut rame-rame terlibat dalam penjatahan anggaran. Bahkan tidak hanya sampai situ, mereka juga ikut rame-rame mengkorupsi anggaran yang mereka usung. Akibatnya sering terjadi gontok-gontokan antara legislatif dan eksekutif. Bahkan para pejabat Yudikatif pun turut juga ambil bagian memperebutkan duit rakyat.
Kalau gue gambarkan dengan sederhana, gontok-gontokan mereka kira-kira sebagai berikut:
Orang eksekutif bilang “Menurut aturan, yang merencanakan dan melaksanakan kegiatan proyek kan harusnya gue sebagai eksekutif. Jadi terserah gue donk!”
Orang legislatif bilang “Tapi yang mengesahkan anggaran kan gue! Kalo lu ga bagi-bagi ke gue, gue ga mau ngetok palu biar lu pada sekarat ga punya proyek!”
Orang Yudikatif bilang “ Bentar...bentar..jangan pada betengkar dulu. Pada akhirnya yang memeriksa pelaksanaan proyek itu kan gue. Biar lu pada rebutan proyek, tapi kalo gue nyatain proyek lu sarat korupsi, lu bedua gue seret ke penjara. Jadi gue juga harus kebagian!”
Perebutan kue anggaran seperti itu terjadi hampir di semua level dari mulai tingkat kabupaten kota hingga pusat. Akibatnya perencanaan kegiatan pembangunan jadi ga tepat sasaran. Penetapan anggaran selalu molor akibat tarik-menarik kepentingan. Yang rugi siapa? Tentu saja rakyat. Duitnya dipake rebutan sementara rakyat pada bengong nungguin bantuan pemerintah yang ga datang-datang. Kalaupun datang, kebanyakan yang dapat orang partai, bukan masyarakat bawah.
Sebagai abdi negara, pekerjaan sehari-hari gue jarang bersentuhan langsung dengan pelaksanaan proyek. Meski begitu gue sedih juga melihat kondisi negeri ini. Legislatif selaku pembuat aturan, eksekutif selaku pelaksana aturan dan yudikatif selaku pengawas aturan malah rame-rame pada melanggar aturan. Ribut bagi-bagi proyek sambil saling sikut. Semuanya gotong royong merampok duit rakyat. Yang ketiban sial ya PNS sebagai pelaksana pembangunan. Masyarakat jadi apriori terhadap profesi PNS. Dianggapnya korupsi yang terjadi di negeri ini semua pelakunya adalah PNS. Padahal ga semua PNS melakukan korupsi. Sebagian besar PNS justru ga pernah terlibat korupsi.
Jadi siapa sebenarnya yang melakukan korupsi? Korupsi itu biasanya dilakukan anggota dewan dan para pejabat PNS tingkat tinggi, bukan PNS ecek-ecek kayak gue. Temen-temen gue para guru, perawat dan penyuluh mau korupsi apaan? Wong duit yang mau dikorupsinya aja kagak ada. Jadi kalau dihitung dengan persentase, masih jauh lebih banyak PNS yang bersih dibanding yang korupsi.
Kalau memang sebagian besar PNS adalah bersih, lalu kenapa Indonesia ga maju-maju? Ya salah satu alasannya karena sistem pengangkatan pejabatnya ya ga bener. Sudah jadi pengetahuan umum bahwa untuk naik jabatan hingga eselon III, II dan I, masih banyak instansi pemerintah dari mulai tingkat kabupaten hingga pusat yang menerapkan sistem suap dan sogok. Akibatnya PNS yang jujur dan bersih selalu ga kebagian jabatan. Akibatnya posisi pejabat umumnya diisi sama pelaku suap dan sogok itulah. Bagaimana nasib PNS yang jujur? Ya tetap hidup, cuma ga pernah dapet jabatan. Lha gimana mau jadi pejabat wong duit buat nyogoknya aja kagak punya. Gaji aja pas-pasan.
Jadi gimana caranya PNS bersih agar bisa naik jabatan? Ya harus punya duit. Darimana duitnya? Ya satu-satunya cara berarti harus korupsi kan? Duit hasil korupsi itulah yang dibuat untuk nyogok. Jadi kalau kagak korupsi, kemungkinannya kecil sekali tuk memegang jabatan tinggi.
Memang harus diakui bahwa masih ada segelintir pejabat yang karirnya naik karena prestasi. Tapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Jadi PNS bersih dan jujur itu emang susah tuk dapet jabatan strategis. Kalau prestasinya ga keren-keren amat, susah sekali tuk meraih posisi lebih tinggi.
Dari hasil pengamatan gue, di instansi pemerintahan yang bobrok, hanya ada 5 cara tuk naik jabatan:
1.    Kita bisa naik jabatan kalau kita punya duit banyak. Untuk punya duit banyak dalam waktu singkat, berarti kita harus korupsi, ngerampok bank atau nyelundupin narkoba.
2.    Kita bisa naik jabatan kalau kita anak pejabat tinggi atau pengusaha kaya. Kita juga bisa naik jabatan kalo punya sodara anggota dewan atau punya hubungan darah sama pimpinan LSM/ormas/tokoh berpengaruh sehingga bisa nekan pimpinan untuk naikin jabatan kita.
3.    Kita bisa naik jabatan kalau kita punya bakat cari muka. Harus mau jilat pantat kiri kanan. Bersedia jadi budak seumur hidup. Selalu bertindak ABS (Asal Bos Senang) dan bersedia pasang badan untuk nutupin borok pimpinan.
4.    Kita bisa naik jabatan bila kita punya prestasi yang luar biasa. Prestasi yang benar-benar top sehingga bikin pimpinan kita ‘terpaksa’ naikin jabatan kita karena cuma kita satu-satunya yang mampu memegang posisi dalam jabatan tersebut.
5.    kita bisa jadi pejabat kalau kita punya dukun santet yang supersakti. Kita ancam saja pimpinan kita bahwa kalau kita ga dinaikin jabatannya, kita akan suruh tu dukun tuk masukin kompor dan panci kedalam perut pimpinan kita. Dijamin pimpinan akan ketakutan dan buru-buru naikin jabatan kita.
Nah, dari uraian tersebut, kita tinggal pilih saja. Mau jadi PNS jujur tapi ga pernah naik jabatan, atau mau jadi PNS nakal dengan jaminan karir yang gemilang? Semuanya punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kalau milih jadi PNS jujur, kita mungkin akan hidup serba kekurangan, sulit naik jabatan dan setiap hari diomelin istri karena pendapatan ga naik-naik. Tapi disisi lain hidup kita bisa lebih tenang, ga takut apapun dan mungkin kalau rajin ibadah saat mati kelak kita masuk surga.
Bagaimana kalau milih jadi PNS nakal? Sudah pasti karir kita melesat bak meteor, punya banyak duit dan bisa kawin lagi. Tapi di sisi lain hidup kita jadi ga tenang, selalu cemas kejahatan kita terungkap, terbuka kemungkinan untuk masuk penjara dan kalau mati nanti kita 100% bakal masuk neraka.
Jadi bagi rekan-rekan PNS, terserah mau pilih yang mana. Gue sendiri memilih berusaha menjadi PNS yang jujur. Memang tak bisa dihindarkan bahwa gue juga masih memiliki banyak kekurangan. Masih belum bisa menjamin bahwa seluruh penghasilan yang gue dapat adalah halal 100%. Tetapi setidaknya gue selalu berupaya untuk menghindari hal-hal yang bisa bikin gue terjerumus jadi PNS nakal. Caranya? Gue berusaha untuk menghindari politik kantor, ga mau ribut rebutan jabatan atau saling sikut kiri kanan tuk dapetin proyek. Ga mau jilat sana jilat sini tuk nyari muka. Kalaupun mau naik jabatan, satu-satunya cara yang bisa gue lakuin ya dengan menunjukan prestasi. Bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh dedikasi.
PNS hanyalah sebuah profesi, sebuah pekerjaan. Sama seperti profesi-profesi lainnya. Jadi PNS berarti harus terima dengan kondisi apa adanya. Gaji kecil, teman-teman yang nakal serta aroma persaingan jabatan yang kental. Gue juga harus terima bahwa hidup di dunia birokrasi seperti hidup di dunia komunis, semuanya dianggap harus sama rasa sama rata. Prestasi ga selalu dihargai. PNS yang rajin atau yang males tetap dapat gaji yang sama. PNS lulusan berguruan tinggi bonavid dianggap sama dengan PNS lulusan perguruan tinggi abal-abal. PNS yang cerdas dan kreatif disama ratakan dengan PNS yang bebal dan blolot.
Jadi PNS berarti kita harus siap makan hati. Seperti hidup di dunia mafia dimana yang jahat makin makmur sementara yang baik malah makin melarat. Posisi-posisi strategis pemerintahan diisi PNS yang tolol tapi pandai menjilat, pinter cari muka dan mau kongkalingkong ngerampok duit proyek. Sementara PNS yang jujur, cerdas, kreatif dan rajin justru ditempatkan di posisi yang tidak penting. Jadinya wajar kalau pembangunan tidak bisa berjalan sesuai harapan. Pantes kalau negeri ini makin terpuruk dimana pejabat makin kaya sementara rakyat makin sengsara.
Pertanyaannya adalah kenapa semua ini bisa terjadi? Apa yang salah dengan sistem pengelolaan birokrasi negeri ini? Menurut gue akar masalahnya bukan terletak pada lemahnya pemberantasan koruspi, tapi terletak pada kualitas SDM. Biarpun pemerintah gencar memberantas korupsi, mati-matian meningkatkan kinerja aparatur serta berusaha keras membenahi sistem kepegawaian, tapi kalau SDMnya cekak, ya ga bisa apa-apa.
Salah satu penyebabnya adalah sistem perekrutan pegawai negeri yang bobrok. Semua dimulai sejak jaman Orde Baru. Kita semua tahu pada jaman orde baru sistem perekrutan PNS seperti sistem ahli waris. Formasi CPNS yang lowong diisi dengan sistem KKN. Yang boleh masuk hanya  anak, keponakan dan sodara para pejabat. Tidak ada saluran terbuka untuk rakyat banyak. Jelas saja kualitasnya jadi ga dijamin. Lulusan sekolah abal-abal yang tolol tapi punya hubungan dekat dengan pejabat rame-rame masuk PNS, sementara lulusan perguruan tinggi yang cerdas dan berdedikasi tinggi justru lebih memilih masuk perusahaan swasta yang memberikan gaji lebih besar. Jadinya selama orde baru, PNS kebanyakan diisi dengan orang-orang goblok semua. Nah para pejabat tinggi yang sekarang menduduki posisi strategis pemerintahan kebanyakan adalah orang-orang rekrutan jaman orde baru yang goblok-goblok itu. Jadi pantes kalau negeri ini sampai sekarang tetap carut-marut.
Pada tahun 2005, dibawah pemerintahan SBY-JK, dimulai sistem perekrutan PNS secara terbuka. Katanya sistem perekrutan tersebut benar-benar murni bebas KKN. Tahun 2006 dianggap sistem perekrutannya masih bersih. Tapi sejak tahun 2007 sampai sekarang, mulai lagi beredar isu KKN dalam sistem penerimaan pegawai negeri. Kalau ini benar terjadi, akhirnya kita akan kembali ke jaman Orde Baru. SDM birokrasi akan kembali diisi orang-orang tolol yang tidak berkualitas.
Jaman dulu, orang-orang yang cerdas emang lebih memilih jadi pegawai swasta dibanding jadi PNS. Tetapi sejak krisis moneter 1998, dimana banyak terjadi PHK besar-besaran di sektor swasta, lulusan perguruan tinggi yang berprestasi justru mulai beralih mengejar profesi PNS. Melihat kondisi ini, pemerintah harusnya menjadikan ini sebagai peluang. Dengan demikian banyaknya SDM berkualitas yang melamar jadi PNS, itu berarti pemerintah punya kesempatan untuk memperbaiki SDM birokrasi. Tapi kalau praktek KKN dalam sistem perekrutan CPNS tidak diberantas, ya percuma. Akhirnya CPNS yang direkrut tetap pada bobrok dan korupsi makin sulit diberantas.
Meskipun begitu, gue sendiri tetap optimis bahwa suatu saat Indonesia akan menemukan masa dimana negeri ini benar-benar bersih dari praktek korupsi. Formasi PNS akan diisi oleh orang-orang yang benar-benar berkualitas. Sisa-sisa PNS jaman orde baru toh akhirnya akan pensiun. Meskipun baru-baru ini ada kebijakan kontroversi yang memperpanjang masa kerja pegawai, toh tetap pada akhirnya para pejabat sisa orde baru itu bakalan mati juga. Kalau udah mati, ya ga mungkin diperpanjang lagi masa kerjanya, kan? Nah saat mereka berbondong-bondong masuk neraka, jabatan yang kosong bisa diisi generasi muda reformis. Generasi yang benar-benar punya visi untuk membangun bangsa.
Jadi bagi rekan-rekan gue yang PNS, yang saat ini merasa tertekan karena ga dihargai prestasi maupun kemampuannya, bersabar dulu ya. Ga usah tergoda hal yang aneh-aneh. Ga usah terlalu berambisi tuk naik jabatan dalam waktu singkat. Ga usah juga berambisi untuk cepat kaya. Sadarlah bahwa kita PNS, abdi negara yang emang dari sononya juga ga mungkin bisa kaya. Kalau mau kaya ya jadi pengusaha, jangan jadi PNS. Yakin aja kok, kalau kita selalu berusaha bersih dan jujur, pasti Tuhan akan ngasih reward. Tugas kita adalah bekerja sesuai profesi masing-masing, bukan mikirin jabatan, posisi atau duit. Tenang aja. Nanti juga ada masanya dimana kita suatu saat akan berkesempatan memperbaiki negeri ini.

So, ayo kita kerja. Kita perlihatkan pada seluruh rakyat Indonesia bahwa ga semua PNS bobrok. Masih ada kita-kita generasi muda yang akan memperbaiki negara ini. Setuju? HARUS SETUJU!***
ASalamNGJCJL!

3 comments:

  1. Cakepp tulisannya,..

    Salam aja du...
    mampir atuh ka : http://ading1976.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. Jadi PNS ecek-ecek yah paling bisanya cuma korupsi waktu Kang. Masuk telat-telat dikit,pulang cepat dan semacamnya. Korupsi juga tuh hehehe :p

    ReplyDelete
  3. Selamat datang di JAGDOMINO situs permainan kartu online uang asli terpercaya tanpa admin, tanpa robot, 100% member vs member. Dengan minimal deposit Rp 15.000 Minimal Penarikan Dana Withdraw Rp 30.000 Anda bisa memainkan 8 permainan kartu terpopuler :

    BANDAR POKER
    POKER
    BANDAR Qiu
    DOMINO99
    BANDAR66
    SAKONG
    ADU Qiu
    CAPSA SUSUN

    Pastikan Anda login hanya melalui situs resmi kami di :
    www(.)Jago288(.)com

    Untuk setiap pertanyaan & permasalahan seputar permainan ataupun transaksi deposit & withdraw, Anda bisa menghubungi JAGODOMINO melalui kontak resmi berikut:

    * LIVECHAT Jago288(dot)net
    * PIN BBM : Jago288
    * WA : +855964380085
    * LINE : Jago288

    Main & Menangkan Permainan Kartu Favorit Anda Dan Raih Bonus Cashback 0,5% Sebanyak-Banyaknya bersama Jagodomino...Yang Terbaik Untuk Anda!

    >>> Member Jagodomino Prioritas Utama Kami <<<

    ( 🏆🏆🏆 Salam Jackpot Jagodomino 🏆🏆🏆 )

    ReplyDelete