Saat ini media di Indonesia sedang panas-panasnya merilis
berita pelecehan seksual di salah satu sekolah internasional di Jakarta. Peristiwa
pelecehan seksual di sekolah, apalagi sekolah berkelas internasional, sudah
pasti menuai protes keras. Soanya benar-benar bikin hati dongkol luar biasa.
Udah bayar mahal-mahal, eh anak kita malah dikerjain. Diperkosa sama Office Boy
sampai sakit dan menderita trauma berat.
Kok ada sih orang yang tega-teganya memperkosa anak kecil dan merusak masa depannya? Bener-bener maniak yang harus digantung 1000 kali. Kalau saja galarang tulisan berisi sumpah serapah, gue udah caci maki tu OB sampe bibir gue dower.
Menurut gue, pemerkosa adalah profesi paling bejat di
seluruh alam semesta. Pengecut sompret yang beraninya gangguin perempuan dan
anak kecil. Orang-orang lemah yang ga bisa melawan. Kalo emang pemberani,
kenapa ga nyoba merkosa Ade Rai atau Chris John aja? Takut kena tinju? Ya kalo
takut jangan berbuat jahat dong. Kalau emang ga bisa nahan nafsu, curi aja
seekor ayam. Minimal ayam ga bisa lapor polisi dan bisa digoreng jadi lauk
makan malem.
Menurut gue, pemerkosa itu harus dihukum
seberat-beratnya. Dibuat semenderita mungkin sampe kapok tujuh turunan. Kenapa?
Karena pemerkosa tidak hanya melakukan penganiayaan fisik, tapi juga
meninggalkan trauma bagi korban. Apalagi bagi korban anak-anak. Bisa-bisa dia
mengalami gangguan psikologis seumur hidup. So, hukuman 10 atau 20 tahun belum
cukup. Wong yang diperkosanya aja menderita seumur hidup kok si pemerkosa cuma
dipenjara sekian tahun.
Menurut gue, setidaknya ada 5 hukuman yang pantas buat
pemerkosa anak. Diantaranya adalah:
1.
Dikebiri. Potong ‘anunya’ sampai habis. Biarkan dia ga punya ‘anu’
lagi seumur hidupnya biar kapok;
2.
Dirajam. Inilah hukuman gaya
syariat Islam buat pemerkosa dan pelaku zinah. Diiket di tiang terus dilempari
batu oleh masyarakat sampe mampus;
3.
Dipertontonkan. Pelaku pemerkosa kita telanjangi terus diarak keliling
kampung. Setelah selesai, badannya diikat di gerbang pasar. Celananya
dipelorotin sampe lutut biar ‘anunya’ bisa dilihat semua orang sehingga
masyarakat bisa berpikir “Oooh..ini toh ‘anu’ yang kurang ajar itu! Kok kecil
ya!” Biarkan masyarakat nonton ‘anunya’ selama 10 tahun, dijamin kapok.
4.
Dimasukin Sel
Khusus. Bikin sel khusus yang dua puluh napi homo
berbadan kekar. Masukkan tu si pemerkosa ke dalam sel. Biarkan dia 10 tahun
disana. Dijamin keluar dari penjara ga bisa BAB.
5.
Diselimutin. Lho kok malah diselimutin? Iya, tapi
diselimutinnya pake gula merah. Caranya telanjangi si pemerkosa, selimuti
anunya dengan gula, terus taburi semut merah sekeranjang. Biarkan tu semut
pesta pora. Kalo anunya udah habis, baru tu sipenjahat di lepas.
Nah dari 5 alternatif yang gue ajuin tersebut, mana
yang paling cocok tuk dipraktekin? Terlalu sadis ya? Ya emang harus sadis biar
kapok. Lagian suruh siapa jadi pemerkosa anak. Apa ga ada kejahatan lain yang
lebih ngetren? Korupsi misalnya. Biar kata dipenjara 10 tahun, tapi kalo kita
pinter nyembunyiin duit korupsi, begitu keluar penjara bisa jadi orang kaya
baru.
Meskipun pada kenyataanya 5 opsi yang gue ajuin diatas
ga bisa dilaksanakan, tapi tetap aja jadi pemerkosa itu ga enak. Kenapa? Karena
begitu lu terbukti bersalah dan digiring masuk penjara, pasti lu bakal mampus.
Soalnya di penjara itu ada kasta-kastanya, dan pemerkosa itu sudah pasti masuk di
kasta paling rendah.
Menurut hasil survey gue yang ngawur dan tak berdasar, napi
dalam penjara Indonesia setidaknya memiliki enam kasta sebagai berikut:
1. Kasta Koruptor: Kasta ini merupakan kasta tertinggi.
Biasanya ditempati koruptor kakap. Karena banyak duit, mereka dapat perlakuan
istimewa baik dari napi maupun sipir. Selalu dikawal sama napi preman dan dapet
insentif dari sipir berupa AC, TV, spring bed dan jadwal kunjungan dari cewek
cantik. Sayangnya kalau duitnya udah habis, koruptor langsung didepak ke kasta
terendah.
2. Kasta Teroris: Merupakan kasta yang paling ditakuti oleh
semua penghuni penjara. Soalnya biarpun orangnya kecil kerempeng, tapi bisa
ngebom penjara hingga semua napi pada mampus.
3. Kasta Pembunuh: Kasta ini dihuni
oleh para napi yang didakwa melakukan pembunuhan. Terdiri dari pembunuh
berantai, penjagal mertua, pembunuh suami/istri, tukang cekik tetangga dan
sebagainya. Di dalam kasta ini ada tingkatan-tingkatannya juga. Semakin sadis
pembunuhan yang dilakukan, maka makin tinggi tingkatannya.
4. Kasta Penganiaya Berat. Setelah pembunuh,
maka para penganiaya berat dianggap kasta tertinggi berikutnya. Kasta ini umumnya
diisi preman, tukang palak, tukang tadah, tukang tawuran dan sebagainya.
5. Kasta Pencuri. Kasta ini diisi
sama para pencuri dari mulai kelas kakap seperti pembobol bank sampai kelas
maling ayam.
6. Kasta Pemerkosa. Nah ini dia kasta paling rendah. Kasta ini
diisi para penjahat kelamin seperti pemerkosa, pelaku pelecehan seksual, maniak
seks dan tukang sodomi anak-anak.
Selain enam kasta diatas, sebenarnya ada satu lagi yang
merupakan kasta paling tinggi, diatasnya kasta koruptor. Siapakah dia? Dialah
kasta Sumanto. Sebuah kasta yang paling ditakuti diseluruh dunia. Soalnya kalau
macam-macam, bisa-bisa kita tinggal tulang belulang.
Dilihat dari keenam kasta diatas, terbuktilah bahwa
kasta pemerkosa adalah kasta terendah dalam tradisi penjara. Biasanya selama
dipenjara mereka diperlakukan bak budak belian. Disiksa, diperhina dan digilir
rame-rame sama penghuni penjara. Kadang-kadang suka diisengin disuruh pake rok.
Satu-satunya kesempatan mereka untuk hidup adalah jadi kekasih peliharaan.
Melayani nafsu jagoan penjara sambil meratap nasib. Harga diri ambrol pantatpun
jebol.
Nah, masih tertarik untuk jadi pemerkosa? Kalau ga mau
menderita di penjara, ya harus kekang nafsu. Kalau ga kuat nahan libido, tinggal
cari penghulu trus kawin. Beres kan? Ingatlah kaum perempuan dan anak-anak
adalah sosok yang harus dilindungi dengan taruhan nyawa, bukan dilecehkan dan
dianiaya. Lindungilah kaum lemah disekeliling kita dan jadilah gentleman. ***
No comments:
Post a Comment