Melihat
carut marutnya koordinasi pencarian MH370, gue jadi tahu bahwa Malaysia
ternyata ga keren-keren amat soal teknologi. Dulu waktu mau mencaplok wilayah
NKRI, dia petantang-petenteng kayak ayam jago nelen sambel terasi. Sekarang,
giliran pesawatnya sendiri yang hilang, mendadak jadi bolot. Malaysia yang
angkuh itu sampai harus berkaok-kaok minta tolong kesana kemari sambil menangis
histeris. Gimana tidak, selain dipermalukan dari sisi kemampuan (orang Betawi
kata: dipelorotin celananya
sampe nongol), dia juga jadi sasaran demo keluarga penumpang yang
pada marah.
Menurut
gue, meskipun blingsatan teriak sana teriak sini kayak janda genit kehilangan
BH (lho apa hubungannya?), Malaysia tetap ga bisa menutupi fakta bahwa dia
tidak memiliki kemampuan apapun untuk mencari pesawat tersebut. Bukannya ngasih
informasi pada negara tetangga yang sedang membantu pencarian, dia malah terkesan
mencoba nutupin semua bukti yang ada. Wajar kalau banyak pengamat internasional
mulai curiga terhadap niat baik Malaysia untuk menyelesaikan kasus. Banyak ahli
yang menyatakan kecurigaan bahwa ada ‘udang dibalik batu’ tentang peristiwa
ini.
Sebagai
penganut teori konspirasi nomor satu dunia, gue juga jelas sangat curiga dengan
sikap Malaysia tersebut. Jangan-jangan pemerintah Malaysia sebenarnya tahu
dimana pesawat itu berada, hanya saja dia takut ngungkapinnya karena bisa
membuka boroknya sendiri. Seperti kata istilah (yang baru-baru ini gue catut
dari para homo), sikap Malaysia itu seperti orang yang lagi “nyelametin burung
ngorbanin pantat”. Artinya dia rela dipermalukan dan dianggap lalai dalam
pencarian asalkan rahasianya aman. Malaysia rela diolok-olok, dipelorotin
celananya sampai pantatnya kemana-mana, asalkan bukti kesalahannya ga ketahuan.
Artinya dia rela dipermalukan, di demo dan bahkan dikecam banyak negara asalkan
‘dosanya’ ga diketahui.
Nah
pertanyaan yang menggelitik hidung gue adalah FAKTA APA YANG DITUTUPIN
PEMERINTAH MALAYSIA DIBALIK HILANGNYA MH370? Hal ini tentu jadi misteri besar
yang benar-benar menantang gue untuk turut menyelidik.
Sebagaimana
diketahui, gue adalah keturunan ke-13 dari Mbah Jambrong si Dukun Sakti di
Jaman Majapahit. Gue juga penggemar setia Sherlock Holmes sejak Abad ke-19.
Oleh sebab itu gue benar-benar tertantang untuk nyari tahu apa yang terjadi
sebenarnya dibalik hilangnya pesawat tersebut. Untuk mengungkapnya, gue sengaja
puasa makan jengkol selama dua jam, ditambah bersemedi malam hari sambil nonton
Madrid.
Setelah
mengerahkan semua ilmu kebatian, akhirnya gue tahu bahwa pemerintah Malaysia
sebenarnya mengetahui dimana pesawat itu berada. Hanya saja karena mereka tidak
mungkin bisa membuat pesawat itu balik kembali, akhirnya mereka mencoba
menutup-nutupi fakta yang ada. Apalagi kesalahan yang terjadi murni akibat
kecerobohan kecerobohan petugas bandara Malaysia sendiri. Melalui tulisan ini
gue akan ungkap kejadian sebenarnya.
Menurut wangsit yang gue terima, kisah sebenarnya
dari hilangnya pesawat MH370 adalah sebagai berikut:
Saat
melakukan penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing (Sabtu 8 Maret 2014
pukul 01.30), pesawat memasuki awan tebal. Karena malam hari dan diselimuti
awan, pilot ga bisa lihat kaca depan maupun kaca spion (emang pesawat ada
spionnya ya?). Pilot pesawat langsung menghubungi menara pengawas bandara Kuala
Lumpur. Terjadilah dialog seru. Mungkin dialognya kira-kira seperti ini:
“Halo...halo....Petugas
Pengawas. Minta tolong dipandu nih. Diluar gelap ketutupin awan. Tolong
dibantu, roger!”
Petugas
Bandara Kuala Lumpur yang waktu itu lagi iseng nonton film bokep langsung
ngejawab “Terus aja lurus, Mas. Bentar lagi juga nyampe!”
“Lurus
kemana, Bro? Ga keliatan apa-apa nih!”
“Ceilee...bolot
banget sih lu. Liat aja ke depan terus tancap gas, bentar juga nyampe!”
Selanjutnya
tidak terdengar suara. Petugas bandara kembali asyik nonton film. Ketika lagi
film lagi hot-hotnya, tiba-tiba terdengar suara pilot menghubungi lagi.
“Halo...halo....Petugas
Menara Pengawas. Awannya udah kita lewatin tadi. Sekarang kita dah di atas
lautan. Tapi kita bingung ada dimana!”
Si
petugas pengawas mulai sewot “Lu kan pilot berpengalaman. Masa ga tau lagi
dimana. Berhentiin dulu pesawatnya, terus lu tanya tukang bubur ayam pinggir
jalan. Gitu aja repot!”
“Tapi
disini ga ada tukang bubur ayam!”
“Ya
siapa kek yang ada disitu. Tukang soto kek, tukang ojek kek. Siapa aja. Tanya
lu lagi ada di daerah mana, kota mana. Kalau perlu mampir dulu ke toko buku tuk
beli peta!”
Hening
sejenak. Tiba-tiba suara pilot terdengar lagi “Ga ada siapapun yang bisa
ditanya. Kan tadi saya sudah bilang kalau kita lagi ada di atas lautan!”
“Tanya
saja sama nelayan, GOBLOK!” Petugas bandara sewot sambil matiin alat
komunikasi.
Sejam
kemudian si petugas menyalakan kembali alat komunikasi tersebut. Terdengar
suara pilot sedang bicara dengan co-pilot disampingnya. “Kita makin nyasar nih.
Udara makin dingin. Dimana-mana hanya ada hamparan salju. Apa kita tanya
pinguin saja ya?”
Itulah
percakapan terakhir yang bisa dideteksi pada tanggal 8 Maret 2014.
Cerita
ga abis begitu saja. Dari hasil semedi gue, gue akhirnya tahu bahwa sebenarnya
masih ada rekaman percakapan tambahan pada keesokan harinya. Sebuah rekaman
yang benar-benar ditutup-tutupi Pemerintah Malaysia dari jangkauan publik.
Dari
rekaman tersebut diketahui bahwa esok harinya, 9 Maret 2014, komunikasi antara
pesawat dengan petugas pengawas bandara kembali terjadi. Tepat pukul 08.30
pagi, petugas menara pengawas mendeteksi suara pilot.
“Halo...halo....petugas
bandara? Halo? Udah pada bangun belon? Halo...jawab dong. Lagi BAB ya?” Tanya
si pilot lewat alat komunikasi.
Petugas
Bandara Malaysia yang tugas siang (bukan yang nonton bokep semalem) langsung
menjawab. “Disini menara pengawas bandara. Ada yang bisa saya bantu?”
“Anu,
Pak. Kita nyasar ke Kutub Utara nih. Apa bisa dipandu untuk kembali ke Kuala
Lumpur?”
“Bisa!
Ikuti saja arah menuju Barat Laut. Nanti saya kirim koordinatnya!”
Semua
pejabat Malaysia bernapas lega mendengar berita ini. Akhirnya pesawat yang
hilang ternyata bisa kembali ke jalur yang benar.
Dua
jam kemudian pilot kembali menghubungi “Halo...halo...petugas pengawas! Ada
yang mau kita tanyakan nih!”
“Bicaralah!”
Jawab petugas.
“Kita
lagi diatas laut segitiga bermuda. Tiba-tiba di depan ada pesawat yang lagi
mogok. Pilotnya minta diantar sampe Meksiko. Boleh diijinin numpang ga?”
Petugas
pengawas yang dulu penrah ngalamin motornya mogok di tengah hutan langsung
jatuh simpatik. “Izinin saja!”
“Baik!”
Jawab Pilot.
“Jangan
dimintain ongkos ya. Kasihan!” Kata si petugas.
“OK!”
Si
petugas segera menghubungi seorang pejabat kementrian transportasi tentang
percakapan tadi. Si pejabat mengerutkan dahi “Apa mungkin ada yang nebeng naik
pesawat di tengah jalan? Bukannya pesawat tersebut sedang terbang tinggi di
atas samudra? Jangan-jangan itu alien?”
Mendengar
ini semua pejabat langsung panik. Si petugas pengawas segera membuka lagi jalur
komunikasi dengan pilot.
“Halo...halo....menara
pengawas ke pilot pesawat? Bisa di dengar, roger?”
“Ya...ya..terdengar
dengan jelas!” suara pilot dari seberang sana.
“Anu..,
Mas. Kalo bisa penumpang yang tadi nebeng di jalan dilempar aja ke laut. Para
pejabat disini pada panik, jangan-jangan itu alien!”
“Emang
benar, Pak. Ternyata dia Alien. Sekarang pesawat kita dibajak sama dia!”
“Aduuhh..gawat.
Cepat balik kemari!”
“Maaf,
Pak. Pesawatnya sudah ada di Bulan neeh....! Hiks.....gimana donk!”
Itulah
hasil analisis gue tentang kejadian yang sebenarnya dari hilangnya pesawat
MH370. Jadi percuma saja dicari-cari di seluruh lautan, wong pesawatnya diculik
ke luar angkasa kok. Oleh sebab itu wajar kalo pemerintah Malaysia coba
nutup-nutupin fakta. Soalnya semua itu terjadi akibat keteledoran petugas
menara pengawas bandara Kuala Lumpur.
Pertanyaannya
siapa yang salah dibalik hilangnya pesawat tersebut? Tentu saja yang paling
bersalah adalah si alien penculik. Dasar ALIEN BONGKREK! Kalo gue ketemukan tu
si Alien, udah gue gebukin dan gue kasih ke PREDATOR biar dibantai!***
ASalam NGJCJL...
huahahaha episode berikutnya alien vs predator
ReplyDelete