Pages

Welcome.....

SELAMAT DATANG di blog ngocol politik. Tempat gue ngocol segala macam topik dari mulai masalah politik, berita terkini, opini publik, pengetahuan populer hingga humor. Blog ini 100% buah pikiran anak negeri, bebas dari afiliasi politik dan SARA. Semua orang boleh baca, syaratnya ga boleh sakit hati ha ha.! So, enjoy my blog!

Apr 21, 2014

Lomba Lari ala Jokowi

Waktu penyelenggaraan Pilpres 2014 tinggal beberapa bulan lagi. Politik nasionalpun makin memanas. Semua politikus yang berharap jadi RI-1 atau RI-2 mulai serabutan kesana kemari nyari dukungan. Ada yang ribut nyari dukungan partai lain, ada yang nyelusup lobi ke partai besar ada juga yang gebuk-gebukan dengan partainya sendiri.

Ditengah hingar-bingar pencapresan, ternyata banyak juga politikus bangkotan, yang selama ini hilang entah kemana, tiba-tiba muncul di TV bak pahlawan kesiangan. Ngasih komentar ini itu sambil cengengesan ga tahu malu. Hal ini ditambah lagi ramainya pemberitaan ga jelas yang berbau ‘politik hitam’ dengan mendiskreditkan calon tertentu. Wajar aja situasi jadi makin memanas. Semua bakal calon capres dan cawapres jadi pada blingsatan kayak ikan dimasukin ke minyak panas.
Sekarang ini, semua bakal calon capres-cawapres tampaknya seperti sedang lomba lari. Berebutan tuk nyampe finish dan dinobatkan jadi pemimpin tertinggi negeri. Semua punya cara sendiri-sendiri bagaimana memenangkan lomba. Mari kita lihat strategi masing-masing bakal capres dalam memenangkan lomba:
1.    ARB: Menurut gue, Mr. ARB patut dinobatkan sebagai peserta lomba paling bersemangat. Dua tahun sebelum pemilu, doi udah curi start. Lari bak pelari maraton 10 km. Dimulai dengan persiapan yang sempurna, lari perlahan sambil mengatur nafas dengan rencana akan langsung sprint begitu nyampe 1oo m terakhir. Tapi apa daya, begitu tinggal 1 km lagi, larinya terhambat. Udah ngabisin tenaga mati-matian ternyata suara partai ga mendukung. Otomatis larinya jadi lambat. Waktu jadi habis tuk lirik kiri lirik kanan nyari tenaga baru tuk nyampe finish. Apakah beliau pada akhirnya bisa sampe finish dengan selamat? Kita tunggu nanti!
2.    Prabowo: Latar belakangya sebagai jenderal bintang 3 membuatnya piawai dalam strategi lomba. Pengalaman segudang dalam latihan perang membuat semua ototnya terlatih baik. Beliau ini termasuk yang curi start juga dalam kampanye capres. Tapi berbeda dengan ARB yang demikian menggebu-gebu, Prabowo terbilang lebih tenang. Doi milih gaya jalan santai ketimbang gaya maraton. Sebagai nominator pemenang kedua setelah Jokowi, beliau udah yakin 100% bakal memenangkan lomba. Apalagi perolehan suara partainya pemilu kali ini melejit bak meteor. Tapi apa dengan gaya seperti ini doi bisa memenangkan lomba? Kita tunggu hasilnya.
3.    Win-HT: Pasangan mantan jenderal dan pengusaha media terbesar di Indonesia ini udah curi start sejak jauh-jauh hari. Popularitas Wiranto serta dukungan dana tak terbatas dari Hari Tanusudibyo membuat pasangan ini punya percaya diri sangat tinggi tuk memenangkan pemilihan capres-cawapres. Tanpa melirik partai lain, mereka langsung bergandengan tangan. Strateginya adalah lari berpasangan, saling berpegangan tangan sampai finish. Sayang begitu pencapaian suara partai ga memenuhi harapan, keduanya mandek di tengah jalan. Lirik sana lirik sini cari dukungan. Apakah pasangan ini tetap langgeng dan bisa tetap berlari sampai finish? Ataukah keduanya harus cerai dan nyari pasangan dari partai lain? Masih perlu dipertanyakan.
4.    Jokowi: Doi ga pernah kepikiran bakal ikut lomba lari menuju RI-1. Jadinya lambat antisipasi. Selama ini doi lagi asyik benahi Jakarta ketika tiba-tiba Megawati menjatuhkan bom atom. “Lu harus nyapres!” Begitulah kira-kira perintah bu Mega. Otomatis Jokowi jadi kelimpungan bak sapi disundut pantatnya. Pontang-panting lari sambil disorakin penonton. Tapi ya namanya juga Jokowi, selalu kalem dan low profile, biar dicemooh dan dijelek-jelekan lawan politiknya, tetap lari dengan tenang. Ga kepengaruh. Anjing menggonggong kafilah berlalu. Apakah ketenangan Jokowi bisa membawanya jadi orang nomor satu di negeri ini? Kita masih harus menunggu hasilnya nanti.
Nah, untuk meramalkan siapakah diantara keempat peserta lomba ini yang akan memenangkan lomba lari, tentu kita harus pelajari dulu seperti apa syarat untuk memenangkan lomba. Syarat memenangkan lomba lari diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Peserta lomba ga boleh berbadan gemuk. Kalau punya badan tambun ya sadar diri donk, ga usah ikut lomba lari. Orang gemuk ga mungkin bisa menang. Mendingan ikut lomba gulat atau lomba tarik tambang aja. Untuk jadi pemenang lomba lari menuju RI-1, jelas ga boleh gemuk, tapi harus langsing. Ga boleh punya beban berlebihan. Misalnya beban harus ngembaliin duit kampanye, beban harus bagi-bagi kursi menteri atau beban harus nyari duit tuk ngegemukin partai.
2.    Peserta ga boleh banyak pikiran. Gimana mau memenangkan lomba kalau pikiran semrawut. Jadi bagi peserta yang dulunya pernah punya kasus yang merugikan negara atau diam-diam gelisah karena takut perbuatan korupnya terbongkar, lebih baik ngundurin aja. Soalnya kalau pikiran terganggu, bukannya nyampe finish lomba lari malah nyampenya ke finish lomba balap karung. 
3.    Peserta ga boleh curang. Tuk memenangkan lomba capres-cawapres, jelas ga boleh curang donk. Ga boleh jelek-jelekin peserta lain, ga boleh menjegal peserta lain dan yang paling penting, ga boleh nyogok panitia lomba. Niatnya kan mau mimpin negeri, kok caranya ga fair? Lagian kalo curang, jadinya bisa didiskualifikasi sama panitia atau setidaknya dicemooh para penonton hingga akhirnya kehilangan dukungan dan terkapar di pinggir lapangan.
4.    Cari partner yang cocok. Namanya juga lomba capres-cawapres, jadinya lomba larinya harus berpasangan, ga bisa sendirian. Oleh sebab itu cari partner lari yang cocok. Tidak cuma bertenaga besar, tapi harus bersih dan loyal. Mau ikut menderita ngurusin rakyat. Mau bersama-sama bahu membahu tanpa mementingkan diri sendiri. Berjuang untuk kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi dan golongan.
5.    Pilih tim pendukung yang bersih.
Saat mengikuti lomba lari, jelas kita butuh tim pendukung. Misalnya tim yang nyiapin air, nyiapin handuk dan nyiapin tukang pijit. Dalam lomba capres cawapres, tim pendukung peserta adalah partai-partai. Ga mungkin kita ikut lomba jadi RI-1 kalo ga ada partai sebagai suporter yang nyediain segala kebutuhan kita. Tapi harus hati-hati memilih tim pendukung. Jangan asal caplok saja. Harus pilih partai yang bersih dan memang berniat untuk membangun bangsa, bukan gendutin diri sendiri. Kalau kita salah pilih tim pendukung, bisa-bisa kita gagal menang lomba. Tim pendukung malah saling gontok-gontokan sendiri. Handuk dicuri, air minum dikorupsi, tukang pijit kabur karena ga dibayar honornya.
Nah itulah kira-kira tips dari gue tuk menangin lomba capres cawapres. Bagi gue sendiri, siapapun yang menang pasti gue dukung, selama niatnya untuk mensejahterakan bangsa. So, sudah siap nyoblos? Ayo kita coblos pasangan yang bersih, siapapun itu. HIDUP PILPRES!!!

No comments:

Post a Comment